Jumat, 11 Oktober 2019

Published Oktober 11, 2019 by with 0 comment

Mengenal Manusia Purba


Zaman Pra sejarah adalah suatu zaman dimana manusia belum mengenal tulisan. Manusia yang hidup pada masa praaksara disebut manusia purba. Pada masa ini satu-satunya sumber untuk mengetahui sejarah kebudayaan manusia purba yaitu dengan melihat peninggalanpeninggalan berupa fosil, alat-alat kehidupan, dan fosil tumbuh-tumbuhan maupun hewan yang hidup dan berkembang pada masa itu. Corak kehidupan manusia purba terbagi dalam dua aspek yaitu aspek social dan aspek ekonomi :

1. Aspek sosial
Dalam kehidupan sosialnya, manusia tidak bisa terlepas dari teknologi yang mereka gunakan karena kedua hal tersebut saling mempengaruhi.

a. Hidup Nomaden/paleotikum (berburu tingkat sederhana)
Aspek sosial yang berlangsung dimulai dengan interaksi antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dengan bahasa yang mereka buat dan mereka mengerti sendiri. Ketika berburu mereka bekerjasama secara kelompok untuk mendapatkan hewan buruan, maka dari itu jumlah orang dalam satu kelompok tidak bisa terlalu banyak ataupun terlalu sedikit. Hal itu diterapkan juga demi keselamatan kelompok mereka ketika mengepung, apalagi jika hewan tersebut memberontak maka fungsi dari setiap orang dalam kelompok tersebut harus diperhatikan. Setelah mereka berhasil menangkap hewan tersebut dan berhasil mendapatkannya, muncul permasalahan baru yaitu bagaimana dengan buruan tersebut yang kala itu memilik ukuran yang besar, seperti gambar perburuan di atas, mereka berkelompok hanya dua orang dan binatang yang mereka dapatkan terlalu besar untuk mereka habiskan sendiri sehingga cara mereka menyimpan makanan adalah dengan cara membawa kembali ke tempat kelompok mereka untuk kemudian dibagi ke anggota kelompok lainnya. Setelah di daerah tersebut sudah tidak ditemukan lagi bahan makanan yang mereka butuhkan
maka mereka akan berpindah ke tempat lain yang berdekatan dengan air atau di pinggir sungai.

b. Semi sedentair / mesolitikum
Pada masa ini manusia masih menggantungkan hidupnya pada alam, corak kehidupan yang selalu berpindah-pindah membuat manusia berkeinginan untuk hidup menetap Namun karena pengetahuan yang masih sederhana, mereka ingin menetap tetapi belum memiliki pengetahuan untuk mengolah bahan makanan yang didapat dan juga untuk membudidayakan tanaman juga belum muncul. Hidup semi sedentair atau setengah menetap, manusia purba mulai hidup menetap di tepi sungai dan di gua-gua. Dalam membuat peralatan yang berbahan batu secara tidak sengaja terjadi gesekan antar batuan tersebut sehingga muncul api. Penemuan api ini sebenarnya dapat membantu memecahkan permasalahan seperti mengurangi makanan yang memiliki rasa kurang enak, apabila tidak dibakar dapat menimbulkan penyakit. Di gua, manusia tidak hanya membuat peralatan yang dibutuhkan tetapi juga mencoba mengkomunikasikan apa yang telah dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam bentuk cap tangan atau lukisan-lukisan di dinding gua, mereka terinspirasi untuk mengggambar tersebut karena kegiatan yang dilakukan ketika itu hanya berburu.

c. Sedentair / neolitikum
Corak kehidupan sosial yang terkemas dalam hidup sedentair atau hidup menetap di suatu tempat terbentuk karena tantangan-tantangan alam yang dialami manusia dalam masa-masa sebelumnya. Kehidupan di masa bercocok tanam dilakukan secara berkelompok dengan jumlah anggota yang lebih banyak, hal ini berhubungan dengan mata pencaharian mereka yang menerapkan bercocok tanam sehingga hasil produksi padi, umbi-umbian juga banyak. Dalam kegiatan bertani terdapat tenggang waktu antara menanam dengan memanen, waktu tersebut digunakan oleh masyarakat untuk berinteraksi antar manusia, dalam interaksi tersebut terdapat perubahan tempat tinggal. Tempat tinggal yang dibangun secara sederhana seperti di pinggir pantai, menimbulkan tumpukan sampah misalnya kulit kerang akibat kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan mereka, dan akhirnya sampah ini menjadi gunung yang mengeras dan hingga kini tumpukan tersebut masih bisa ditemui di sepanjang pantai Sumatera. Sebelum membangun tempat tinggal, dalam berkelompok mereka telah memilih seorang pemimpin yang bisa melindungi kelompok tersebut termasuk pembagian kerja dan pembentukan tempat tinggal secara sederhana. 
Pemimpin yang dipilih biasanya lebih tua dan lebih berwibawa, tradisi menghormati yang lebih tua inilah yang nantinya mengakar dan berlanjut hingga pemimpin tersebut meninggal sehingga memunculkan kepercayaan terhadap roh pemimpin yang bisa melindungi kelompok masyarakatnya dari alam yang berbeda. Seiring berjalannya waktu, bentuk tempat tinggal mereka berkembang menjadi lebih besar dan ditopang oleh tiang-tiang. Selain mendekati daerah sumber air, mereka kadangkala juga memilih tempat yang tinggi seperti gunung dengan tujuan untuk melindungi diri dari binatang-binatang buas sebagai musuh utama mereka.
Dalam hal pembagian kerja juga telah berubah, jika perempuan pada masa sebelumnya adalah mengumpulkan makanan maka untuk masa hidup menetap ini lebih banyak waktu mereka yang dihabiskan di rumah untuk merawat rumah yang telah mereka bangun, membuat gerabah, menabur benih di lading. Sedangkan untuk laki-laki lebih banyak pekerjaan yang bertujuan untuk menghasilkan seperti membuka lahan dan membangun rumah. Semua bekerja sesuai dengan perannya masingmasing sehingga terbentuk masyarakat yang gotong royong dan lebih mementingkan
kepentingan bersama daripada kepentingan individu.

d. Perundagian
Populasi masyarakat yang semakin banyak akibat dari terpenuhinya kebutuhan dan semakin meningkatnya sejahtera manusia mendukung sistem sosial yang lebih komplek sehingga muncul desa-desa besar yang merupakan gabungan dari kelompokkelompok kecil untuk membentuk tata kehidupan yang semakin terpimpin dan teratur. dan termasuk kegiatan religi yaitu mulai muncul kepercayaan yang membentuk kultus
terhadap nenek moyang.

2. Aspek Ekonomi

a. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana 
Alam menjadi penopang hidup utama karena manusia masih sangat bergantung pada alam, baik secara fl ora maupun faunanya. Untuk memenuhi kebutuhan, mereka mengandalkan alam dengan cara berburu hewan dan mengumpulkan makanan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara berkelompok, setelah mereka mendapatkan bahan makanan, mereka mengolahnya dengan sederhana karena tingkat pengetahuan mereka masih rendah. Bukti lain juga terlihat pada alat-alat yang digunakan masih kasar, dan praktis karena tujuan utamanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani. Mereka hanya memikirkan cara untuk mendapatkan makanan dan bertahan hidup sehingga corak kehidupan berlangsung sangat sederhana. Zaman ini berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang lalu dan manusia yang hidup pada zaman ini antara lain, Meganthropus Paleojavanicus, dan Homo Erectus.Dua hal yang sangat penting dalam hidup berburu dan mengumpulkan makanan adalah dikenalnya api dan alat-alat yang digunakan.

b. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut
Pada masa ini, manusia sudah tidak mengandalkan secara penuh terhadap alam, karena terlihat dari alat yang dihasilkan sudah memperlihatkan sisi halusnya dan terdapat nilai keindahan atau estetikanya. Masa ini juga disebut juga pasca plestosen, dalam masa ini berkembang tiga tradisi pokok pembuatan alat-alat di Indonesia yang mendukung kegiatan mata pencaharian mereka yaitu tradisi serpih bilah, tradisi alat tulang, tradisi kapak genggam.

c. Masa bercocok tanam
Cara hidup berburu dan mengumpulkan makanan secara bertahap ditinggalkan karena mereka telah mengenal cara hidup baru. Cara hidup baru tersebut adalah bercocok tanam, meskipun cara yang dilakukan masih sangat sederhana tetapimampu memenuhi kebutuhan hidup satu kelompok yang terdiri sekitar 20-50 orang. Kelompok ini bercocok tanam di suatu tempat, jika sudah panen maka lahan bekas bertani tersebut ditinggalkan dan mencari tempat lain yang dekat dengan sumber air seperti pinggir sungai dan daerah pantai sehingga muncul pernyataan bahwa masyarakat pada masa berburu masih bergantung pada alam. Mereka membuka lahan untuk bertani dengan tebas dan bakar (slash dan burn). Pada masa ini telah terjadi domestifi kasi hewan dan tanaman sehingga tanaman yang mereka tanam lebih bervariasi dan berubah dari food gathering menjadi food producing. Mereka bisa menghasilkan makanan karena dengan cara bertani dan untuk menyimpan hasil pertanian tersebut mereka membuat semacam tempat di bagian atas rumahnya, (seperti atap masa sekarang) digunakan untuk menyimpan bahan makanan sebagai persediaan untuk waktu berikutnya.

d. Masa perundagian
Masa ini kehidupan manusia dapat dikatakan telah beragam karena banyak terdapat perubahan baik dari system ekonomi, sosial, maupun religi. Manusia sudah mulai mengenal peleburan timah dan biji logam untuk keperluan membuat alat yang lebih canggih. Dalam melakukan pelayaran juga telah diterapkan system berlayar dengan perahu bersayap

APRESIASI 
  • pilih "PARESIASI" untuk mengisi absensi 
  • apresiasi yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi
      edit

0 komentar:

Posting Komentar