Sabtu, 12 Oktober 2019

Published Oktober 12, 2019 by with 0 comment

Kebudayaan zaman praaksara


Pembagian zaman pra sejarah berdasarkan Arkeologi yang merupakan Ilmu kepurbakalaan yang mempelajari peninggalan-peninggalan sejarah purbakala manusia berupa bendabenda budaya, artefak untuk menyusun kembali (rekonstruksi) kehidupan manusia dan masyarakat purba.

1. Zaman Batu
Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang. Zaman batu ini diperiodisasi lagi menjadi empat zaman, antara lain:

a. Zaman Batu Tua
Zaman batu tua (palaeolitikum) disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya, periode ini disebut masa food gathering (mengumpulkan makanan), manusianya masih hidup secara nomaden (berpindah-pindah) dan belum tahu bercocok tanam.
Terdapat dua kebudayaan yang merupakan patokan zaman ini, yaitu:
• Kebudayaan Pacitan (Pithecanthropus)
• Kebudayaan Ngandong, Blora (Homo Wajakinensis dan Homo Soloensis).
Alat-alat yang dihasilkan antara lain: kapak genggam/perimbas (golongan chopper/pemotong), Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa dan Flakes dari batu Chalcedon (untuk mengupas makanan)

b. Zaman Batu Tengah
    1) Ciri zaman Mesolithikum
  • Nomaden dan masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan)
  • Alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum yakni masih merupakan alat-alat batu kasar.
  • Ditemukannya bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjoken
  • Alat-alat zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble), Kapak pendek (hache Courte) Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah.
  • Alat-alat diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores.
  • Alat-alat kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris Sous Roche antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan alat-alat dari tulang.
   2) Tiga bagian penting kebudayaan Mesolithikum:
  • Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari Kjoken Mondinger)
  • Bone-Culture (alatkebudayaandariTulang)
  • Flakes Culture (kebudayaanalatserpihdariAbrisSaus Roche)
   3) Manusia pendukung kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua- Melanosoid

c. Zaman Batu Muda
Ciri utama pada zaman batu Muda (neolithikum) adalah alat-alat batu buatan manusia sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Alat-alat yang dihasilkan antara lain:
  • Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan,
  • Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa,
  • Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa,
  • Pakaian dari kulit kayu
  • Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda) 
Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria), Austro-Asia (Khamer- Indocina)

d. Zaman Batu Besar
Zaman ini disebut juga sebagai zaman megalithikum. Hasil kebudayaan Megalithikum, antara lain:
1) Menhir:
  • Tugu batu atau tiang batu yang terbuat dari batu tunggal dan ditempatkan pada suatu tempat tertentu
  • Berfungsi sebagai tempat pemujaan Roh nenek moyang dan tanda peringatan orang yang telah meninggal dunia.
  • Ditemukan di Sumatra, Sulawesi Tengah, Kalimantan.
2) Dolmen:
  • Meja batu tempat untuk meletakkan sesaji yang akan dipersembahkan kepada roh nenek moyang.
  • Di bawah dolmen biasanya terdapat kubur batu
  • Ditemukan di Sumatra Barat, Sumbawa.
3) Sarkofagus:
  • Peti jenazah yang terbuat dari batu utuh (batu tunggal)
  • Sarkofagus yang ditemukan di Bali sampai sekarang tetap dianggap keramat dan memiliki kekuatan magis oleh masyarakat setempat
4) Kubur batu:
  • Peti jenazah yang terdiri dari lempengan batu pipih
  • Ditemukan di daerah kuningan Jawa Barat
5) Punden berundak:
  • Bangunan suci tempat memuja roh nenek moyang yang dibuat dengan bentuk bertingkat-tingkat.
  • Ditemukan di daerah Lebak Cibedug, Banten
6) Waruga:
  • Kubur batu yang berbentuk kubus dan terbuat dari batu utuh.
  • Ditemukan di Sulawesi Tengah dan Utara
7) Arca:
  • Patung yang menggambarkan manusia maupun binatang
  • Binatang yang dibuat arca antara lain kerbau, gajah, kera
  • Ditemukan di Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur.
2. Zaman Logam
Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alatalat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alatalat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Kelebihan teknik bivalve dari a cire perdue adalah dapat digunakan berkali-kali. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas:

a. Zaman Perunggu
Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (pusat kebudayaan) ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras. Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :
  1. Kapak Corong (Kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas) ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian
  2. Nekara Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai maskawin. Ditemukan di Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti
  3. Bejana Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.
  4. Arca Perunggu ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur) dan Bogor (Jawa Barat)
b. Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alatalat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggusebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C. Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:
1) Mata Kapak bertungkai kayu
2) Mata Pisau
3) Mata Sabit
4) Mata Pedang
5) Cangkul
Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur)

Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah.
Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalitikum, yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalitikum justru pada zaman logam. Perkembangan zaman logam di Indonesia berbeda dengan di Eropa, karena zaman logam di Eropa mengalami 3 fase/bagian, yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi.

Di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya tidak mengalami zaman tembaga tetapi langsung memasuki zaman perunggu dan besi secara bersamaan. Dan hasil temuan yang lebih dominan adalah alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam disebut juga dengan zaman perunggu

APRESIASI 
  • pilih "PARESIASI" untuk mengisi absensi 
  • apresiasi yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi
Lanjut Baca
      edit

Jumat, 11 Oktober 2019

Published Oktober 11, 2019 by with 0 comment

Asal-usul nenek Moyang bangsa Indonesia

Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia merupakan salah satu bagian unik yang tidak bisa terlepaskan dari keberadaan kita di nusantara ini. Kita sebagai manusia yang berbudi, sepatutya tak melupakan sejarah dari mana asal mula dan sebab musababnya hingga kita berada di sini, di Indonesia. Nenek moyang yang merupakan cikal bakal keberadaan kita saat ini tentu harus kita kenali, meski hanya dari sekedar pengetahuan.Banyak pendapat yang bermunculan terkait dengan dari mana sejatinya asal usul nenek moyang bangsa Indonesia. Para ahli sejarah saling mengeluarkan argumenya disertai dalih pembenaran dari dugaannya masing-masing. Kendati begitu banyak pendapat tersebut, ada satu pendapat yang nampaknya memiliki bukit dan dasar pemikiran paling kuat. Dan pendapat tersebut berasa dari seorang sejarahwan asal Belanda, yaitu Von Heine Geldern.

Berdasarkan penelitiannya Von Heine Geldern berargumen jika asal usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Asia Tengah. Diterangkan olehnya bahwa semenjak tahun 2.000 SM sampai dengan tahun 500 SM (dari zaman batu Neolithikum hingga zaman Perunggu) telah terjadi migrasi penduduk purba dari wilayah Yunan (China Selatan) ke daerah-daerah di Asia bagian Selatan termasuk daerah kepulauan Indonesia. Perpindahan ini terjadi secara besar-besaran diperkirakan karena adanya suatu bencana alam hebat atau adanya perang antar suku bangsa. Daerah kepulauan di Asia bagian selatan ini oleh Geldern dinamai dengan sebutan Austronesia yang berarti pulau selatan (Austro = Selatan, Nesos = Pulau). Austronesia sendiri mencakup wilayah yang amat luas, meliputi pulau-pulau di Malagasi atau Madagaskar (sebelah Selatan) hingga Pulau Paskah(sebelah Timur), dan
dari Taiwan (sebelah Utara) hingga Selandia Baru (sebelah Selatan).

Pendapat Von Heine Geldern ini dilatarbelakangi oleh penemuan banyak peralatan manusia purba masa lampau yang berupa batu beliung berbentuk persegi di seluruh wilayah Indonesia meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Peralatan manusia purba ini sama persis dengan peralatan manusia purba di wilayah Asia lainnya seperti Myanmar, Vietnam, Malaysia, dan Kamboja terutama di sekitar wilayah Yunan.Pendapat Von Heine Geldern juga didukung oleh hasil penelitian Dr. H. Kern di tahun 1899 yang membahas seputar 113 bahasa daerah di Indonesia. Dari penelitian itu Dr. H. Kern menyimpulkan bahwa ke semua  bahasa daerah tersebut awalnya bersumber pada satu rumpun bahasa, rumpun bahasa yang dinamai bahasa Austronesia.

Migrasi manusia purba dari daratan Yunan menurut Geldern bukan hanya terjadi satu kali. Ia menyebut gelombang migrasi terjadi juga di tahun 400 – 300 SM (zaman Perunggu). Orangorang purba yang bermigrasi tersebut membawa bentuk-bentuk kebudayaan Perunggu seperti kapak sepatu dan nekara yang berasal dari dataran Dong Son.Berdasarkan bukti sejarah, diketahui bahwa untuk menyeberangi lautan dari daratan Asia Tenggara seperti Malaysia dan sekitarnya, nenek moyang kita menggunakan alat transportasi berupa perahu bercadik. Perahu bercadik sendiri adalah perahun yang memiliki tangkai kayu di kedua sisinya sebagai alat penyeimbang. Dengan bermodalkan perahu bercadik itu, nenek moyang kita mengarungi lautan yang luas untuk sampai ke kepulauan Indonesia dan pulau-pulau lain di Austronesia. Mereka berlayar berkelompok tanpa kenal rasa takut dengan hantaman badai dan ombak yang bisa datang kapan saja. Hal ini tentu membuktikan jika nenek moyang bangsa Indonesia adalah para pemberani dan merupakan pelaut-pelaut berjiwa ksatria. Dan
dengan perjalanan penuh rintangan itu, akhirnya nenek moyang kita sampai ke beberapa pulau di Indonesia. Mereka pun secara langsung memperoleh sebutan Melayu Indonesia.

1. Pembagian Bangsa Melayu Indonesia
Sebutan Melayu Indonesia bagi orang-orang Austronesia secara umum berlaku untuk semua dari mereka yang menetap di wilayah Nusantara. Akan tetapi, berdasarkan waktu kedatangan, serta daerah yang pertama kali ditempati Bangsa Melayu Indonesia ini dapat dibedakan menjadi 3 sub bangsa yang antara lain bangsa proto melayu, bangsa deutro melayu, dan bangsa primitif. Berikut penjelasan dari masing-masing sub bangsa tersebut:

a. Bangsa Proto Melayu (Melayu Tua)
Bangsa proto melayu atau Melayu Tua adalah nenek moyang bangsa Indonesia yang merupakan orang-orang Austronesia yang pertama kali datang ke nusantara pada gelombang pertama (sekitar tahun 1500 SM). Bangsa porto melayu memasuki wilayah Indonesia melalui dua jalur, yaitu (1) Jalur Barat melalui Malaysia–Sumatera dan (2) Jalur Utara atau Timur melalui Philipina–Sulawesi. Bangsa Melayu Tua ini dianggap memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan manusia purba umumnya pada masa itu. Ini dibuktikan dengan penemuan bukti kebudayaan neolithikum telah berlaku dengan hampir semua peralatan mereka terbuat dari batu yang sudah dihaluskan.

Hasil kebudayaan zaman neolithikum dari orang-orang Austronesia yang terkenal yaitu kapak persegi. Kapak persegi sendiri banyak ditemukan di wilayah Indonesia Barat yang meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali, dan Sulawesi Utara. Dan perlu diketahui bahwa suku bangsa Indonesia saat ini yang termasuk keturunan Proto Melayu ialah suku Dayak dan Toraja.

b. Bangsa Deutero Melayu (Melayu Muda)
Bangsa Deutro Melayu atau bangsa melayu muda adalah nenek moyang bangsa Indonesia yang merupakan orang-orang austronesia yang datang ke nusantara pada gelombang kedatangan kedua, yakni pada kurun waktu 400-300 SM. Bangsa melayu muda (Deutero Melayu) berhasil melakukan asimilsasi dengan para pendahulunya yang tak lain adalah bangsa melayu tua (proto melayu).

Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ditemukan, diketahui bahwa Bangsa Deutero Melayu masuk ke wilayah nusantara melalui jalur Barat, di mana rute yang mereka tempuh dari Yunan (Teluk Tonkin), Vietnam, Malaysia, hingga akhirnya tiba di Nusantara. Bangsa Melayu Tua juga dianggap mempunyai kebudayaan yang jauh lebih maju dibandingkan pendahulunya, bangsa Proto Melayu. Mereka sudah berhasil membuat barang-barang dari perunggu dan besi, di ana beberapa diantaranya antara lain kapak serpatu, kapak corong, dan nekara, serta menhir, dolmen, sarkopagus, kubur batu, dan punden berundak-undak. Suku bangsa Indonesia saat ini yang termasuk keturunan bangsa Melayu muda adalah suku Jawa, Melayu, dan Bugis.

c. SukuPrimitif
sebelum kelompok bangsa Austronesia masuk ke wilayah Nusantara, sudah ada beberapa kelompok manusia purba yang sudah lebih daulu menempati wilayah tersebut. Mereka adalah bangsa-bangsa primitif dengan budaya yang sangat sederhana. Mereka di antaranya adalah manusia pleistosin, suku wedoid, dan suku negroid.
  1. Manusia Pleistosin, Kehidupan manusia purba ini selalu berpindah tempat dengan kemampuan yang sangat terbatas. Demikian juga dengan kebudayaannnya sehingga corak kehidupan manusia purba ini tidak dapat diikuti lagi, kecuali beberapa aspek saja.
  2. Suku Wedoid, Sisa-sisa suku Wedoid hingga kini masih ada dan dapat kita temukan. Mereka hidup meramu dan mengumpulkan makanan dari hasil hutan dan memiliki kebudayaan yang sangat sederhana. Suku Sakai di Siak dan Suku Kubu di perbatasan Jambi dan Palembang adalah dua contoh peninggalan suku Wedoid di masa kini
  3. Suku negroid, Di indonesia sudah tidak terdapat lagi sisa-sisa kehidupan suku negroid. Namun, dipedalaman Malaysia dan Philipina , keturunan suku ini rupanya masih adan yaituSuku Semang di semenanjung Malaysia dan suku Negrito di Philipina merupakan bukti nyatanya.

APRESIASI 

  • pilih "PARESIASI" untuk mengisi absensi 
  • apresiasi yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi
Lanjut Baca
      edit
Published Oktober 11, 2019 by with 0 comment

Mengenal Manusia Purba


Zaman Pra sejarah adalah suatu zaman dimana manusia belum mengenal tulisan. Manusia yang hidup pada masa praaksara disebut manusia purba. Pada masa ini satu-satunya sumber untuk mengetahui sejarah kebudayaan manusia purba yaitu dengan melihat peninggalanpeninggalan berupa fosil, alat-alat kehidupan, dan fosil tumbuh-tumbuhan maupun hewan yang hidup dan berkembang pada masa itu. Corak kehidupan manusia purba terbagi dalam dua aspek yaitu aspek social dan aspek ekonomi :

1. Aspek sosial
Dalam kehidupan sosialnya, manusia tidak bisa terlepas dari teknologi yang mereka gunakan karena kedua hal tersebut saling mempengaruhi.

a. Hidup Nomaden/paleotikum (berburu tingkat sederhana)
Aspek sosial yang berlangsung dimulai dengan interaksi antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dengan bahasa yang mereka buat dan mereka mengerti sendiri. Ketika berburu mereka bekerjasama secara kelompok untuk mendapatkan hewan buruan, maka dari itu jumlah orang dalam satu kelompok tidak bisa terlalu banyak ataupun terlalu sedikit. Hal itu diterapkan juga demi keselamatan kelompok mereka ketika mengepung, apalagi jika hewan tersebut memberontak maka fungsi dari setiap orang dalam kelompok tersebut harus diperhatikan. Setelah mereka berhasil menangkap hewan tersebut dan berhasil mendapatkannya, muncul permasalahan baru yaitu bagaimana dengan buruan tersebut yang kala itu memilik ukuran yang besar, seperti gambar perburuan di atas, mereka berkelompok hanya dua orang dan binatang yang mereka dapatkan terlalu besar untuk mereka habiskan sendiri sehingga cara mereka menyimpan makanan adalah dengan cara membawa kembali ke tempat kelompok mereka untuk kemudian dibagi ke anggota kelompok lainnya. Setelah di daerah tersebut sudah tidak ditemukan lagi bahan makanan yang mereka butuhkan
maka mereka akan berpindah ke tempat lain yang berdekatan dengan air atau di pinggir sungai.

b. Semi sedentair / mesolitikum
Pada masa ini manusia masih menggantungkan hidupnya pada alam, corak kehidupan yang selalu berpindah-pindah membuat manusia berkeinginan untuk hidup menetap Namun karena pengetahuan yang masih sederhana, mereka ingin menetap tetapi belum memiliki pengetahuan untuk mengolah bahan makanan yang didapat dan juga untuk membudidayakan tanaman juga belum muncul. Hidup semi sedentair atau setengah menetap, manusia purba mulai hidup menetap di tepi sungai dan di gua-gua. Dalam membuat peralatan yang berbahan batu secara tidak sengaja terjadi gesekan antar batuan tersebut sehingga muncul api. Penemuan api ini sebenarnya dapat membantu memecahkan permasalahan seperti mengurangi makanan yang memiliki rasa kurang enak, apabila tidak dibakar dapat menimbulkan penyakit. Di gua, manusia tidak hanya membuat peralatan yang dibutuhkan tetapi juga mencoba mengkomunikasikan apa yang telah dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam bentuk cap tangan atau lukisan-lukisan di dinding gua, mereka terinspirasi untuk mengggambar tersebut karena kegiatan yang dilakukan ketika itu hanya berburu.

c. Sedentair / neolitikum
Corak kehidupan sosial yang terkemas dalam hidup sedentair atau hidup menetap di suatu tempat terbentuk karena tantangan-tantangan alam yang dialami manusia dalam masa-masa sebelumnya. Kehidupan di masa bercocok tanam dilakukan secara berkelompok dengan jumlah anggota yang lebih banyak, hal ini berhubungan dengan mata pencaharian mereka yang menerapkan bercocok tanam sehingga hasil produksi padi, umbi-umbian juga banyak. Dalam kegiatan bertani terdapat tenggang waktu antara menanam dengan memanen, waktu tersebut digunakan oleh masyarakat untuk berinteraksi antar manusia, dalam interaksi tersebut terdapat perubahan tempat tinggal. Tempat tinggal yang dibangun secara sederhana seperti di pinggir pantai, menimbulkan tumpukan sampah misalnya kulit kerang akibat kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan mereka, dan akhirnya sampah ini menjadi gunung yang mengeras dan hingga kini tumpukan tersebut masih bisa ditemui di sepanjang pantai Sumatera. Sebelum membangun tempat tinggal, dalam berkelompok mereka telah memilih seorang pemimpin yang bisa melindungi kelompok tersebut termasuk pembagian kerja dan pembentukan tempat tinggal secara sederhana. 
Pemimpin yang dipilih biasanya lebih tua dan lebih berwibawa, tradisi menghormati yang lebih tua inilah yang nantinya mengakar dan berlanjut hingga pemimpin tersebut meninggal sehingga memunculkan kepercayaan terhadap roh pemimpin yang bisa melindungi kelompok masyarakatnya dari alam yang berbeda. Seiring berjalannya waktu, bentuk tempat tinggal mereka berkembang menjadi lebih besar dan ditopang oleh tiang-tiang. Selain mendekati daerah sumber air, mereka kadangkala juga memilih tempat yang tinggi seperti gunung dengan tujuan untuk melindungi diri dari binatang-binatang buas sebagai musuh utama mereka.
Dalam hal pembagian kerja juga telah berubah, jika perempuan pada masa sebelumnya adalah mengumpulkan makanan maka untuk masa hidup menetap ini lebih banyak waktu mereka yang dihabiskan di rumah untuk merawat rumah yang telah mereka bangun, membuat gerabah, menabur benih di lading. Sedangkan untuk laki-laki lebih banyak pekerjaan yang bertujuan untuk menghasilkan seperti membuka lahan dan membangun rumah. Semua bekerja sesuai dengan perannya masingmasing sehingga terbentuk masyarakat yang gotong royong dan lebih mementingkan
kepentingan bersama daripada kepentingan individu.

d. Perundagian
Populasi masyarakat yang semakin banyak akibat dari terpenuhinya kebutuhan dan semakin meningkatnya sejahtera manusia mendukung sistem sosial yang lebih komplek sehingga muncul desa-desa besar yang merupakan gabungan dari kelompokkelompok kecil untuk membentuk tata kehidupan yang semakin terpimpin dan teratur. dan termasuk kegiatan religi yaitu mulai muncul kepercayaan yang membentuk kultus
terhadap nenek moyang.

2. Aspek Ekonomi

a. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana 
Alam menjadi penopang hidup utama karena manusia masih sangat bergantung pada alam, baik secara fl ora maupun faunanya. Untuk memenuhi kebutuhan, mereka mengandalkan alam dengan cara berburu hewan dan mengumpulkan makanan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara berkelompok, setelah mereka mendapatkan bahan makanan, mereka mengolahnya dengan sederhana karena tingkat pengetahuan mereka masih rendah. Bukti lain juga terlihat pada alat-alat yang digunakan masih kasar, dan praktis karena tujuan utamanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani. Mereka hanya memikirkan cara untuk mendapatkan makanan dan bertahan hidup sehingga corak kehidupan berlangsung sangat sederhana. Zaman ini berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang lalu dan manusia yang hidup pada zaman ini antara lain, Meganthropus Paleojavanicus, dan Homo Erectus.Dua hal yang sangat penting dalam hidup berburu dan mengumpulkan makanan adalah dikenalnya api dan alat-alat yang digunakan.

b. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut
Pada masa ini, manusia sudah tidak mengandalkan secara penuh terhadap alam, karena terlihat dari alat yang dihasilkan sudah memperlihatkan sisi halusnya dan terdapat nilai keindahan atau estetikanya. Masa ini juga disebut juga pasca plestosen, dalam masa ini berkembang tiga tradisi pokok pembuatan alat-alat di Indonesia yang mendukung kegiatan mata pencaharian mereka yaitu tradisi serpih bilah, tradisi alat tulang, tradisi kapak genggam.

c. Masa bercocok tanam
Cara hidup berburu dan mengumpulkan makanan secara bertahap ditinggalkan karena mereka telah mengenal cara hidup baru. Cara hidup baru tersebut adalah bercocok tanam, meskipun cara yang dilakukan masih sangat sederhana tetapimampu memenuhi kebutuhan hidup satu kelompok yang terdiri sekitar 20-50 orang. Kelompok ini bercocok tanam di suatu tempat, jika sudah panen maka lahan bekas bertani tersebut ditinggalkan dan mencari tempat lain yang dekat dengan sumber air seperti pinggir sungai dan daerah pantai sehingga muncul pernyataan bahwa masyarakat pada masa berburu masih bergantung pada alam. Mereka membuka lahan untuk bertani dengan tebas dan bakar (slash dan burn). Pada masa ini telah terjadi domestifi kasi hewan dan tanaman sehingga tanaman yang mereka tanam lebih bervariasi dan berubah dari food gathering menjadi food producing. Mereka bisa menghasilkan makanan karena dengan cara bertani dan untuk menyimpan hasil pertanian tersebut mereka membuat semacam tempat di bagian atas rumahnya, (seperti atap masa sekarang) digunakan untuk menyimpan bahan makanan sebagai persediaan untuk waktu berikutnya.

d. Masa perundagian
Masa ini kehidupan manusia dapat dikatakan telah beragam karena banyak terdapat perubahan baik dari system ekonomi, sosial, maupun religi. Manusia sudah mulai mengenal peleburan timah dan biji logam untuk keperluan membuat alat yang lebih canggih. Dalam melakukan pelayaran juga telah diterapkan system berlayar dengan perahu bersayap

APRESIASI 
  • pilih "PARESIASI" untuk mengisi absensi 
  • apresiasi yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi
Lanjut Baca
      edit
Published Oktober 11, 2019 by with 0 comment

Konsep Perubahan dan Keberlanjutan


Para warga, apa yang kamu pikirkan pertama kali ketika mendengar kata perubahan dan keberlanjutan? Gini, setiap manusia itu mengalami perubahan. Pasti. Perubahan itu terjadi karena direncanakan sebelumnya. Kamu bisa berjalan, bisa berbicara lancar, bisa jago nendang bola, bisa masak yang enak, bisa juara olimpiade, dan bisa-bisa yang lainnya, karena direncanakan dan adanya kemauan. Dengan perencanaan yang baik, perubahan akan terus mengalami keberlanjutan. Nah, hal itu juga yang terjadi pada bangsa kita ini. Mau tahu lebih jelasnya? Yuk simak pembahasannya!

MAKNA PERUBAHAN

A. Konsep Perubahan
Perubahan adalah keadaan yang berubah. Di mana keadaan yang sekarang tidak sama dengan keadaan yang akan datang. Kita bayangkan hari ini Indonesia masih di bawah bayang-bayang penjajah. Kemudian sejumlah kelompok revolusioner Indonesia, baik dari kalangan orang tua dan anak-anak muda beserta para pemikir, mulai menyusun rencana dan strategi untuk mengeluarkan Indonesia dari penjajahan.
Berbagai gagasan dikeluarkan, ide-ide bermunculan, strategi-strategi diperhitungkan secara matang, hingga kemudian Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia tepat pada 17 Agustus 1945. Suatu bentuk perubahan dalam konteks sejarah bangsa kita.
arti dari perubahan
Ada beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya suatu perubahan. Faktor-faktor itu masuk ke dalam 2 kategori, yaitu internal dan eksternal.

B. Faktor Internal Perubahan
1.    Bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk
Jumlah penduduk yang bertambah akan mempengaruhi lembaga kemasyarakatan.
2.    Penemuan-penemuan baru
·       Invention adalah penemuan dari suatu unsur kebudayaan baru yang sudah diakui, diterima, dan diterapkan oleh masyarakat.
·       Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan baru, baik berupa alat ataupun gagasan.
3.    Pertentangan dalam masyarakat
Pertentangan dapat terjadi antar individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.
4.    Pemberontakan atau revolusi dalam masyarakat

Contohnya adalah Revolusi Prancis yang terjadi pada tahun 1789 mengubah sistem pemerintahan dari monarki menjadi republik.

C. Faktor Eksternal Perubahan
  1. Lingkungan fisik, Contohnya adalah bencana tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004. Pasca peristiwa tersebut menyebabkan puluhan ribu orang meninggal dunia, rusaknya infrastruktur, dan lumpuhnya aktivitas masyarakat Aceh.
  2. Peperangan, Contohnya, Jerman mengalami perubahan ideologi setelah Perang Dunia II berakhir, yaitu terbaginya Jerman Barat yang berideologi liberal (Amerika Serikat) dan Jerman Timur yang berideologi komunis (Uni Soviet).
  3. Pengaruh kebudayaan asing, Masuknya budaya baru (asing) ke dalam suatu masyarakat akan mempertemukan dua kebudayaan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Pengaruh ini disebut dengan akulturasi yang berarti perpaduan antar dua kebudayaan atau lebih yang berbeda serta berlangsung secara damai dan serasi, di mana kebudayaan asli (lokal) tidak hilang.
Suatu perubahan bisa terjadi karena ada faktor yang mendorongnya untuk menjadi kenyataan. Perubahan tidak bisa berjalan dengan sendirinya. Oleh karena itu, ada beberapa faktor yang menjadi pendorong sebuah perubahan.

Jika ada faktor yang mendorong perubahan, tentunya ada juga faktor yang menghambat terjadinya suatu perubahan. Proses menuju perubahan tidak melulu berjalan mulus, ada beberapa yang harus segera dibenahi. Beberapa faktor penghambat perubahan seperti yang ada di bawah ini.


MAKNA KEBERLANJUTAN
Rangkaian peristiwa yang telah terjadi maupun yang akan terjadi merupakan peristiwa yang berkelanjutan, sebab tidak ada peristiwa yang berdiri sendiri dan bisa dipisahkan dengan peristiwa lainnya. Adapun konsep keberlanjutan, yaitu suatu keadaan yang telah berlangsung lama. Keberlanjutan dalam sejarah merupakan rangkaian peristiwa di masa lalu, masa sekarang, dan masa depan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
arti dari keberlanjutan
Contohnya yang bisa kamu lihat adalah kasus korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) yang ada di Indonesia. KKN yang terjadi pada era Reformasi merupakan keberlanjutan dari budaya KKN periode Orde Baru. KKN pada masa Orde Baru merupakan keberlanjutan dari budaya KKN periode Orde Lama, dan begitu seterusnya. Bisa kita simpulkan bahwa budaya korupsi telah menjadi budaya yang diturunkan dari generasi satu ke generasi lainnya.


semoga para warga sudah paham makna dari perubahan dan keberlanjutan? Beberapa penjelasan di atas bisa kamu jadikan landasan untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi terjadi atau tidaknya perubahan. Kemudian tentang keberlanjutan, suatu keadaan terjadi karena adanya hubungan dengan keadaan yg lainnya, baik keadaan hari ini, keadaan masa lampau, dan keduanya berpengaruh pada masa yang akan datang. 

APRESIASI 
  • pilih "PARESIASI" untuk mengisi absensi 
  • apresiasi yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi
Lanjut Baca
      edit
Published Oktober 11, 2019 by with 0 comment

perang melawan belanda


Portugis sudah memasuki wilayah Kepulauan Nusantara tahun 1511, kemudian sampai ke Maluku tahun 1521. Begitu juga Spanyol memasuki Maluku pada tahun 1521. Tetapi Belanda datang ke wilayah Nusantara baru pada tahun 1596. Mengapa Belanda sangat terlambat datang ke Indonesia bila dibandingkan dengan Portugis dan Spanyol?

Perlu diketahui bahwa pada abad ke-15 Belanda masih menjadi vasal Spanyol. Berbagai gerakan terus dilakukan Belanda untuk melepaskan diri dari Spanyol yang kemudian dikenal Revolusi 80 tahun. Revolusi ini dimulai tahun 1566. Di tengah-tengah revolusi, kegiatan perdagangan orang orang
Belanda di Eropa terutama di pusat perdagangan di Lisabon, terus berkembang dan masih berjalan normal. Belanda juga tidak menemui kesulitan untuk mendapatkan rempah-rempah di Lisabon. Tetapi pada saat Portugis berada di bawah kekuasaan Spanyol, maka Belanda dilarang lagi berdagang di Lisabon. Dengan demikian, Belanda menemui kesulitan untuk mendapatkan rempah-rempah. Belanda harus berusaha untuk mendapatkan rempah-rempah seperti yang telah dilakukan Portugis dan Spanyol. Orangorang Belanda mulai mencari jalan untuk pergi ke dunia Timur atau Tanah
Hindia.

Pada tahun 1594 Willem Barents mencoba berlayar untuk mencari dunia Timur atau Tanah Hindia melalui daerah kutub utara. Karena keyakinannya bahwa bumi bulat maka sekalipun dari utara atau barat akan sampai pula di timur. Ternyata Barents tidak begitu mengenal medan. Ia gagal melanjutkan
penjelajahannya karena kapalnya terjepit es mengingat air di kutub utara sedang membeku. Barents terhenti di sebuah pulau yang disebut Novaya Zemlya. Ia berusaha kembali ke negerinya, tetapi ia meninggal di perjalanan.

Pada tahun 1595 pelaut Belanda yang lain yakni Cornelis de Houtman dan Pieter de Keyser memulai pelayaran. Kedua pelaut ini bersama armadanya dengan kekuatan empat kapal dan 249 awak kapal beserta 64 pucuk meriammelakukan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk mencari tanah Hindia
yang dikenal sebagai penghasil rempah-rempah. Cornelis de Houtman mengambil jalur laut yang sudah biasa dilalui orang-orang Portugis. 

Tahun 1596 Cornelis de Houtman beserta armadanya berhasil mencapai Kepulauan Nusantara. Ia dan rombongan mendarat di Banten. Sesuai dengan niatnya untuk berdagang maka kehadiran Cornelis de Houtman diterima baik oleh rakyat Banten. Waktu itu di Kerajaan Banten bertepatan dengan masa pemerintahan Sultan Abdul Mufakir Mahmud Abdulkadir. Dengan melihat pelabuhan Banten yang begitu strategis dan adanya hasil tanaman rempahrempah di wilayah itu Cornelis de Houtman berambisi untuk memonopoli perdagangan di Banten. Dengan kesombongan dan kadang-kadang berlaku kasar, orang-orang Belanda memaksakan kehendaknya. Hal ini tidak dapat diterima oleh rakyat dan penguasa Banten. Oleh karena itu, rakyat mulai membenci bahkan kemudian mengusir orang-orang Belanda itu. Cornelis de Houtman dan armadanya segera meninggalkan Banten dan akhirnya kembali ke Belanda.

Ekspedisi penjelajahan berikutnya segera dipersiapkan untuk kembali menuju Kepulauan Nusantara. Rombongan kali ini dipimpin antara lain oleh Jacob van Heemskerck. Tahun 1598 van Heemskerck dengan armadanya sampai di Nusantara dan juga mendarat di Banten. Heemskerck dan anggotanya bersikap hati-hati dan lebih bersahabat. Rakyat Banten pun kembali menerima kedatangan orang-orang Belanda. Belanda mulai melakukan aktivitas perdagangan. Kapal-kapal mereka mulai berlayar ke timur dan singgah di Tuban. Dari Tuban pelayaran dilanjutkan ke timur menuju Maluku. Di bawah pimpinan Jacob van Neck mereka sampai di Maluku pada tahun 1599. 

Kedatangan orang-orang Belanda ini juga diterima baik oleh rakyat Maluku. Kebetulan waktu itu Maluku sedang konflik dengan orangorang Portugis. Oleh karena itu, kedatangan Belanda ini diterima dengan baik dan diberi kebebasan untuk berdagang. Pelayaran dan perdagangan orang-orang Belanda di Maluku ini mendapatkan keuntungan yang berlipat. Dengan demikian semakin banyak kapal-kapal dagang yang berlayar menuju Maluku.

Uraian tersebut menunjukkan bahwa rakyat wilayah Nusantara/Indonesia senantiasa mau bersahabat dan berdagang dengan siapa saja atas dasar persamaan. Tetapi kalau para pedagang asing itu ingin memaksakan kehendak dan melakukan monopoli perdagangan di wilayah Nusantara tentu harus ditolak karena tidak sesuai dengan martabat rakyat Indonesia yang ingin berdaulat dalam hidup dan kehidupan termasuk dalam kegiatan perdagangan

APRESIASI 

  • pilih "PARESIASI" untuk mengisi absensi 
  • apresiasi yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi
Lanjut Baca
      edit
Published Oktober 11, 2019 by with 0 comment

perang melawan inggris


Perlu dipahami bahwa setelah Portugis berhasil sampai di kepulauan Maluku, aktif mengadakan perdagangan dengan penduduk setempat. Kedatangan Portugis ini telah mendorong perdagangan rempah-rempah semakin meluas. Jalur perdagangan antara timur (Indonesia, Maluku) dengan Eropa semakin berkembang. Bahkan Lisabon dalam waktu singkat berkembang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa Barat.

Dalam kaitan ini Inggris dapat mengambil keuntungan besar dalam perdagangan rempah-rempah. Inggris dapat memperoleh rempah-rempah secara bebas dan relatif murah di Lisabon. Rempah-rempah itu kemudian diperdagangkan di daerah-daerah Eropa Barat bahkan sampai di Eropa Utara. Tetapi karena Inggris terlibat konflik dengan Portugis dan Spanyol apalagi setelah Portugis berada di bawah kekuasaan Spanyol, maka Inggris pun mulai tidak bebas untuk mendapatkan rempah-rempah di Lisabon. Oleh karena itu, Inggris berusaha mencari sendiri negeri penghasil rempahrempah.

Banyak anggota masyarakat, para pelaut dan pedagang yang tidak melibatkan diri dalam perang justru mengadakan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Dalam pelayarannya ke dunia Timur untuk mencari daerah penghasil rempah rempah, Inggris pertama kali sampai ke India pada tahun 1498 dengan mengikuti rombongan Portugis yang dipimpin oleh Vasco da Gama. Untuk memperkuat daya saing para pedagang Inggris perdagangannya di dunia timur ini kemudian dibentuk kongsi dagang yang diberi nama East India Company (EIC) pada tahun 1600. Orang-orang Inggris juga sampai ke Indonesia pertama kali tahun 1579 dipimpin oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish. Inggris juga membentuk beberapa kantor dagang di Indonesia pada tahun 1604, misalnya di Ambon, Makasar, Jepara, Jayakarta.

Pada pertengahan April 1811, gelombang pasukan Inggris meninggalkan India untuk menyerang Jawa yang tengah berada di bawah Kekuasaan Perancis. Pengerahan kekuatan militer laut yang melibatkan belasan ribu tentara dan 100 kapal ini konon merupakan salah satu pengerahan terbesar militer Inggris dalam sejarah negara itu.
Wilayah Hindia Belanda, termasuk Jawa, berada di bawah kekuasaan Perancis karena ketika itu Belanda ditundukkan Perancis melalui perang Napoleon (1803-1815). Belanda secara resmi dianeksasi Perancis pada tahun 1810. Jawa pun menerima imbas dari Perang Napoleon.
Pendaratan pasukan Inggris di Pulau Jawa terjadi pada tanggal 04 Agustus 1811 di Cilincing, pantai utara Jakarta pada sisi timur. Pasukan Inggris terus berupaya merebut Jawa dari kekuasaan Belanda yang berada di bawah kekuasaan perancis. Melalui berbagai peperangan, Inggris berhasil menguasai Jawa pada 18 September 1811 melalui perjanjian Tuntang. Perjanjian ini dibuat di desa Tuntang, kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Perjanjian itu antara lain menyebutkan, wilayah Jawa, palembang, dan Makasar harus diserahkan kepada Inggris.
Begitulah jalinan sejarah bangsa Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan perjalanan sejarah bangsa-bangsa lain di dunia. Apa yang terjadi di Jawa merupakan dampak dari peristiwa yang melanda kawasan Eropa. Keterkaitan semacam ini dinilai belum diberi tempat yang memadai dalam pendidikan sejarah di sekolah dan pengetahuan sejarah yang terus berkembang di internet.
Setelah Belanda tunduk melalui perjanjian Tuntang, Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles (1781-1826) menduduki pucuk pimpinan pemerintahan Inggris di Jawa. Dennys Lombard, dalam buku Nusa Jawa: Silang Budaya (1996), menyebutkan, invasi Inggris dari India itu menyertakan kontingen-kontingen India yang berasal dari Bengali. “ Setelah (Inggris) merebut Yogyakarta (pada tahun 1812, beberapa perwira dari India (Subadar atau Kapten Dhaugkul Singh) terkejut melihat bahwa Jawa adalah tanah Brahma dan bahwa sunan adalah keturunan Rama.” Tulis Lombard.
Kesadarn itu memungkinkan terjadinya Pemberontakan kaum Sepoy (India) terhadap Inggris tahun 1815. Dengan dukungan tersembunyi Keraton Surakarta, kaum Sepoy dari India ini merumuskan gagasan pemberontakan terhadap Inggris untuk memulihkan kekuasaan Hindu. Namun, pemberontakan itu gagal.
Selama berkuasa, Raffles menaruh perhatian khusus terhadap Jawa yang banyak dipengaruhi kebudayaan India. Raffles bahkan mengangkat persoalan Indianisasi menjadi topik yang digemari. Raffelspun memberikan perhatian terhadap candi-candi Hindu-Jawa dan menulis History of Java.
Perang Napoleon terus berlanjut. Kekalahan demi kekalahan dialami Kaisar Perancis Napoleon Boanparte hingga berakhir pada tahun 1814. Dalam surat perjanjian di London, Inggris, pada tanggal 13 Agustus 1812, Inggris menyetujui wilayah Hindia Belanda dikembalikan kepada Belanda, yang tidak lagi berada di bawah kekuasaan Perancis. Pada tahun 1815, Belanda menyatakan kemerdekaannya kembali dari Perancis

APRESIASI 

  • pilih "PARESIASI" untuk mengisi absensi 
  • apresiasi yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi
Lanjut Baca
      edit
Published Oktober 11, 2019 by with 0 comment

perang melawan sepanyol


Sebelum orang-orang Portugis berangkat memulai penjelajahan samudra, sebenarnya sudah lebih dulu Spanyol berangkat berlayar mencari tempat penghasil rempah-rempah. Orang-orang Spanyol dan Portugis dapat dikatakan sebagai pelopor dalam pelayaran dan penjelajahan samudra untuk mencari daerah baru penghasil rempah-rempah di timur (disebut Tanah Hindia).

Bangsa Portugis dan bangsa Spanyol umumnya memeluk agama Katolik. Kedua bangsa ini sama-sama ingin menguasai wilayah lain di dunia. Hal ini menimbulkan keprihatinan Paus Yulius II. Untuk menjaga kerukunan antara keduanya, maka Paus turun tangan untuk bermusyawarah dengan kedua bangsa tersebut. Diadakanlah kemudian perjanjian pembagian wilayah.

Perjanjian ini diadakan di Tordesillas, Spanyol pada tanggal 7 Juni 1494. Isinya adalah wilayah di luar Eropa dibagi menjadi dua dengan garis meridian 1550 km sebelah barat Kepulauan Tanjung Verde. Belahan sebelah timur dimiliki oleh Portugis dan belahan sebelah barat dikuasai Spanyol. Coba lihat gambar berikut.


Orang-orang Spanyol yang diprakarsai Christhoper Columbus merencanakan melakukan penjelajahan samudra untuk menemukan tanah penghasil rempahrempah. Sebelum berangkat Columbus menghadap kepada Ratu Isabella untuk mendapat dukungan termasuk fasilitas. Ratu Isabella mengizinkan dan menyediakan tiga kapal dengan segala perlengkapannya. Ratu Isabella juga
menyediakan hadiah apabila misi Columbus ini dapat berhasil.

Pada tanggal 3 Agustus 1492, Columbus berangkat dari pelabuhaan. Atas dasar keyakinan bahwa bumi itu bulat maka Columbus dengan rombongannya bertolak dari Spanyol berlayar menuju ke arah barat. Mereka optimis berhasil menemukan daerah baru di timur.

Pada tanggal 6 September tahun yang sama, rombongan Columbus sampai di Kepulauan Kanari di sebelah barat Afrika. Ekspedisi penjelajahan samudra dilanjutkan dengan mengarungi lautan luas yang dikenal ganas, yakni Samudra Atlantik. Salah satu kapalnya rusak. Para anggota ekspedisi hampir putus asa. Namun Columbus terus memberi semangat bagi anggota rombongannya. Setelah sekitar satu bulan lebih berlayar, tanggal 12 Oktober 1492 rombongan Columbus berhasil mendarat di
pantai bagian dari Kepulauan Bahama. Columbus mengira bahwa ekspedisinya ini sudah sampai di Tanah Hindia. Oleh karena itu, penduduk yang menempati daerah itu disebut orang-orang Indian. Tempat mendarat Colombus ini kemudian dinamakan San Salvador. Berikutnya rombongan Columbus kembali berlayar dan mendarat di Haiti. Merasa ekspedisinya telah berhasil maka rombongan Columbus bertolak kembali ke Spanyol untuk melapor kepada Ratu Isabella. Tahun 1493
Columbus sampai kembali di Spanyol. Kedatangan Columbus dan rombongan disambut dengan suka cita. Bahkan dengan keberhasilannya mendarat di Kepulauan Bahama dan Haiti, Columbus diakui sebagai penemu daerah baru yakni Benua Amerika.

Keberhasilan pelayaran Columbus menemukan daerah baru telah mendorong para pelaut lain untuk melanjutkan penjelajahan samudra ke timur. Apalagi Columbus belum berhasil menemukan daerah penghasil rempahrempah. Berangkatlah ekspedisi yang dipimpin oleh Magellan/Magalhaes atau umum menyebut Magelhaens. Ia juga disertai oleh seorang kapten kapal yang bernama Yan Sebastian del Cano.

Berdasarkan catatan-catatan yang telah dikumpulkan Columbus, Magellan mengambil jalur yang mirip dilayari Columbus. Setelah terus berlayar Magellan beserta rombongan mendarat di ujung selatan benua yang ditemukan Columbus (Amerika). Di tempat ini terdapat selat yang agak sempit yang kemudian dinamakan Selat Magellan.

Melalui selat ini rombongan Magellan terus berlayar meninggalkan Samudra Atlantik dan memasuki Samudra Pasifik dengan lautan yang relatif tenang. Setelah sekitar tiga bulan lebih rombongan Magellan berlayar akhirnya pada Maret 1521 Magellan mendarat di Pulau Guam. Rombongan Magellan kemudian melanjutkan penjelajahannya dan pada April 1521 sampai di Kepulauan Massava atau kemudian dikenal dengan Filipina. Magellan menyatakan bahwa daerah yang ditemukan ini sebagai koloni Spanyol.


Tindakan Magellan dan rombongan ini mendapat tantangan penduduk setempat (orang-orang Mactan). Terjadilah pertempuran antara kedua belah pihak. Dalam pertempuran dengan penduduk setempat itu rombongan Magellan terdesak bahkan Magellan sendiri terbunuh. Rombongan Magellan
yang selamat segera meninggalkan Filipina. Mereka di bawah pimpinan Sebastian del Cano terus berlayar ke arah selatan. Pada tahun 1521 itu juga mereka sampai di Kepulauan Maluku yang ternyata tempat penghasil rempah-rempah. Tanpa berpikir panjang kapal-kapal rombongan del Cano ini dipenuhi dengan rempah-rempah dan terus bertolak kembali ke Spanyol.

Dikisahkan bahwa atas petunjuk pemandu orang Indonesia kapal-kapal rombongan del Cano ini berlayar menuju ke arah barat, sehingga melewati Tanjung Harapan di Afrika Selatan dan diteruskan menuju Spanyol. Dengan penjelajahan dan pelayaran yang dipimpin oleh Magellan itu maka sering disebut-sebut bahwa tokoh yang berhasil mengelilingi dunia pertama kali adalah Magellan.


APRESIASI 
  • pilih "PARESIASI" untuk mengisi absensi 
  • apresiasi yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi
Lanjut Baca
      edit