Jumat, 11 Oktober 2019

Published Oktober 11, 2019 by with 0 comment

perang melawan inggris


Perlu dipahami bahwa setelah Portugis berhasil sampai di kepulauan Maluku, aktif mengadakan perdagangan dengan penduduk setempat. Kedatangan Portugis ini telah mendorong perdagangan rempah-rempah semakin meluas. Jalur perdagangan antara timur (Indonesia, Maluku) dengan Eropa semakin berkembang. Bahkan Lisabon dalam waktu singkat berkembang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa Barat.

Dalam kaitan ini Inggris dapat mengambil keuntungan besar dalam perdagangan rempah-rempah. Inggris dapat memperoleh rempah-rempah secara bebas dan relatif murah di Lisabon. Rempah-rempah itu kemudian diperdagangkan di daerah-daerah Eropa Barat bahkan sampai di Eropa Utara. Tetapi karena Inggris terlibat konflik dengan Portugis dan Spanyol apalagi setelah Portugis berada di bawah kekuasaan Spanyol, maka Inggris pun mulai tidak bebas untuk mendapatkan rempah-rempah di Lisabon. Oleh karena itu, Inggris berusaha mencari sendiri negeri penghasil rempahrempah.

Banyak anggota masyarakat, para pelaut dan pedagang yang tidak melibatkan diri dalam perang justru mengadakan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Dalam pelayarannya ke dunia Timur untuk mencari daerah penghasil rempah rempah, Inggris pertama kali sampai ke India pada tahun 1498 dengan mengikuti rombongan Portugis yang dipimpin oleh Vasco da Gama. Untuk memperkuat daya saing para pedagang Inggris perdagangannya di dunia timur ini kemudian dibentuk kongsi dagang yang diberi nama East India Company (EIC) pada tahun 1600. Orang-orang Inggris juga sampai ke Indonesia pertama kali tahun 1579 dipimpin oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish. Inggris juga membentuk beberapa kantor dagang di Indonesia pada tahun 1604, misalnya di Ambon, Makasar, Jepara, Jayakarta.

Pada pertengahan April 1811, gelombang pasukan Inggris meninggalkan India untuk menyerang Jawa yang tengah berada di bawah Kekuasaan Perancis. Pengerahan kekuatan militer laut yang melibatkan belasan ribu tentara dan 100 kapal ini konon merupakan salah satu pengerahan terbesar militer Inggris dalam sejarah negara itu.
Wilayah Hindia Belanda, termasuk Jawa, berada di bawah kekuasaan Perancis karena ketika itu Belanda ditundukkan Perancis melalui perang Napoleon (1803-1815). Belanda secara resmi dianeksasi Perancis pada tahun 1810. Jawa pun menerima imbas dari Perang Napoleon.
Pendaratan pasukan Inggris di Pulau Jawa terjadi pada tanggal 04 Agustus 1811 di Cilincing, pantai utara Jakarta pada sisi timur. Pasukan Inggris terus berupaya merebut Jawa dari kekuasaan Belanda yang berada di bawah kekuasaan perancis. Melalui berbagai peperangan, Inggris berhasil menguasai Jawa pada 18 September 1811 melalui perjanjian Tuntang. Perjanjian ini dibuat di desa Tuntang, kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Perjanjian itu antara lain menyebutkan, wilayah Jawa, palembang, dan Makasar harus diserahkan kepada Inggris.
Begitulah jalinan sejarah bangsa Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan perjalanan sejarah bangsa-bangsa lain di dunia. Apa yang terjadi di Jawa merupakan dampak dari peristiwa yang melanda kawasan Eropa. Keterkaitan semacam ini dinilai belum diberi tempat yang memadai dalam pendidikan sejarah di sekolah dan pengetahuan sejarah yang terus berkembang di internet.
Setelah Belanda tunduk melalui perjanjian Tuntang, Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles (1781-1826) menduduki pucuk pimpinan pemerintahan Inggris di Jawa. Dennys Lombard, dalam buku Nusa Jawa: Silang Budaya (1996), menyebutkan, invasi Inggris dari India itu menyertakan kontingen-kontingen India yang berasal dari Bengali. “ Setelah (Inggris) merebut Yogyakarta (pada tahun 1812, beberapa perwira dari India (Subadar atau Kapten Dhaugkul Singh) terkejut melihat bahwa Jawa adalah tanah Brahma dan bahwa sunan adalah keturunan Rama.” Tulis Lombard.
Kesadarn itu memungkinkan terjadinya Pemberontakan kaum Sepoy (India) terhadap Inggris tahun 1815. Dengan dukungan tersembunyi Keraton Surakarta, kaum Sepoy dari India ini merumuskan gagasan pemberontakan terhadap Inggris untuk memulihkan kekuasaan Hindu. Namun, pemberontakan itu gagal.
Selama berkuasa, Raffles menaruh perhatian khusus terhadap Jawa yang banyak dipengaruhi kebudayaan India. Raffles bahkan mengangkat persoalan Indianisasi menjadi topik yang digemari. Raffelspun memberikan perhatian terhadap candi-candi Hindu-Jawa dan menulis History of Java.
Perang Napoleon terus berlanjut. Kekalahan demi kekalahan dialami Kaisar Perancis Napoleon Boanparte hingga berakhir pada tahun 1814. Dalam surat perjanjian di London, Inggris, pada tanggal 13 Agustus 1812, Inggris menyetujui wilayah Hindia Belanda dikembalikan kepada Belanda, yang tidak lagi berada di bawah kekuasaan Perancis. Pada tahun 1815, Belanda menyatakan kemerdekaannya kembali dari Perancis

APRESIASI 

  • pilih "PARESIASI" untuk mengisi absensi 
  • apresiasi yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi
      edit

0 komentar:

Posting Komentar